Langsung ke konten utama

Kepada Aku Yang Tidak Pantas Untuk Patah Hati



Apa yang kau rasakan saat ini ? Apa ada rasa perih dan ngilu di dadamu yang sepertinya sulit untuk sirna dengan seketika. Aku sarankan untuk menarik nafasmu dalam-dalam serta menghembuskannya pelan-pelan. Tenang saja bukan hanya kamu sendiri didunia ini. Apa itu patah hati? Bukankah kamu meninggalkan seluruh dunia untuk membangun duniamu sendiri. Lantas apa lagi yang membuatmu murung dan berfikir sangat keras untuk pergi menghilang begitu saja. Aku akan membantumu, bacalah sampai selesai tulisan ini. 

Beberapa hari ini diri terasa dirundung awan gelap serta hujan badai yang tak kian berhenti. Setiap hari hanya kamu habiskan dengan meratapi sesal yang pada awalnya bukanlah sebuah hal penting untuk kamu sesalkan. Apa kamu ingat saat pertama kali kamu ingin maju dari sebuah kehidupan yang kamu pikir adalah ujung dunia? Apa kamu masih merasakan betapa kerasnya tangis ketika tak satu harapan terwujud tetapi kamu begitu sangat menginginkannya. Luka itu, tangis itu, hari itu bukan apa-apa dibandingkan sedihmu hari ini. Kamu memang tidak pantas sayang untuk patah hati. 


Andai musim tidak berganti mungkin saja luka tidak akan ada. Mari kita hentikan saja dengan patah hati yang kamu kira adalah luka dalam itu. Apa ini tentang dia? Dia yang pada awalnya memang kamu tidak pernah pilih. Dia yang kamu anggap tidak menyatu dengan nadi dan arah hatimu kemana pergi. Seperti apa dia? Apa dia yang meneteskan air matamu saat ini mengingatmu ? Kamu mengangguk pertanda ini hanyalah khayalanmu dengan sakitmu saja. Sekali lagi ingin ku tanyakan tentang dia, Apa benar ini cinta ? Jangan diam tentukan hatimu. Aku tahu bukan ini yang seharusnya kita perjelas tetapi sakit dan patah hati itu.


Mungkinkah ini tentang dia yang telah bersama pilihannya yang baru? Oh Tuhan mengasihimu lebih, itulah sebabnya kamu diperlihatkan sosok dia dengan pilihannya. Apa harus kutebak kata-kata yang dia ucapkan untukmu dahulu? “Aku akan tetap mencintaimu sampai kapanpun” “Kamu adalah yang pertama kujatuhkan hati” atau lebih parahnya “Aku akan selalu ada”. Kalau kamu baca saat ini tentu saja ini sangat menggelikan sadarlah hari itu ketika dia mengirimimu kata-kata ini. Hari itu kamu sangat mempercayainya dia akan setia hanya padamu saja, dia tidak akan pernah berpaling selain dirimu saja, bahkan lebih parahnya kamu menganggap dia akan selalu mencintaimu sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Polosmu, bukan kamu memang menghargai perasaannya tetapi hanya hari itu yang kamu bawa sampai saat ini. Sadarlah manusia tidak ada yang bisa kamu percaya, kecuali dirimu yang kamu punya.


Sekarang bagaimana? Menulislah luapkan rasa kesal dan pedihmu tentang masa-masa ini, hentikan hanya untuk tulisan ini. Waktu masih banyak yang harus diisi ulang dengan petualang keujung negeri tanpa batas. Maka dari itu aku menyatakan kamu tidak pantas untuk patah hati apapun itu bentuknya seperti terluka, tersakiti, terenyuh, terabaikan, terlupakan atau terhapuskan. Sudahlah dunia ini tidak berujung pada patah hati saja melainkan pelajaran nyata. Jarak manusia dengan perasaan adalah senjata makan tuan yang akan datang kapan saja. Kuatkan lah hatimu untuk cerita-cerita baru serta manusia-manusia baru yang akan menyapamu di kemudian hari. Ini bukan hanya nasehat tetapi perintah untuk dirimu sendiri.


Apa sudah merasa sedikit lega? Apa kamu mengerti maksudku kenapa kamu tidak pantas untuk patah hati? Aku melihat senyummu saat membaca ini. Tertawa saja bila kamu merasa aku sedang menyindir hatimu yang pura-pura patah itu. Bangkit itu tidak sulit hanya saja keinginan yang membuatnya berat. Aku tidak ingin membuatmu murung tetapi bahagia. Bahagia karena seorang kamu tidak pantas untuk patah hati. Apapun itu apakah cinta, mimpi atau hidup. Hidupmu akan selalu berjalan dan tawa bahagiamu penentu langkah. Aku mendoakanmu, lebih kuat dan semakin kuat setiap harinya. Aku tahu terlalu banyak yang ingin kamu raih, makanya aku ulangi lagi “Kamu sungguh tak pantas untuk patah hati”.


Kepada aku

Aku

Aku

Aku

Dan kamu yang membaca ini

Bahagialah, karena kamu dan aku tidak pantas untuk patah hati disaat ini.




Yours

Caroot

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lebaran Tahun Ini

Ini tahun ke empat bagiku untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran tak pulang ke rumah. Apa aku benar masih anak dari ibu dan ayahku? Atau aku hanya berpura-pura tegar untuk menutupi semua sedihku, karena banyak hal yang membuatku tak bisa pulang. Kaum rantau yang masih terus mengejar dunia, aku. Sebentar saja jangan rapuh dan jangan menyerah dulu, berusahalah untuk tak meratapi walau sebenarnya sudah mulai terbebani. Bukan lebaran kali ini sayang, kita rencanakan lagi tahun berikutnya. Bukan tahun ini .

Hati Yang Sudah Tak Memanggil Namamu

Dentingan jam dinding malam ini serta dekapan udara musim dingin membuatku tiba-tiba teringat sosokmu. Sudah berapa lama selang aku memutuskan berhenti untuk melihat kemasa ada dirimu. Hempasan ranting pohon yang ditiup angin mengeluarkan melodi yang tak menyenangkan. Aku harap aku sudah tak diingat oleh ratusan orang yang mengenal namaku dan namamu.  Beberapa hari lalu didalam gerbong kereta dengan memperhatikan pepohonan disaat matahari terbenam aku menerima pesanmu memintaku kembali. Aku rasa hilang warasmu tak lagi ada rasa malumu atau sudah tak kau gubris akal sehatmu. Aku berbisik kehatiku, apa kamu bergetar? Tetapi tak ada jawaban. Hatiku tak bergeming meskipun itu kamu yang memanggil namaku. Dengan senyuman, Caroot yang sudah tak menginginkanmu 

Hai, Selamat Datang Uda di Kehidupan Uni

Aku menjadi saksi kisah cinta mereka, sahabatku. Mungkin tidak sempurna tapi biarkan aku mencoba menceritakan ulang. Dia adalah sahabat lamaku, dari sekolah menengah atas satu kelas dan juga suka membuat onar bersama. Sekarang sudah kepala dua masih sama senyum dan sifatnya tetaplah sahabatku. Terakhir kali bertemu dia menangis karena sang pujaan hati sudah memiliki sandaran kasih yang baru. Aku mencoba memberinya saran dan solusi juga seorang teman baru yang kini dia panggil Uda. Biarku coba menjadi dia agar cerita indah ini bisa nyaman kamu baca dan pahami perlahan. Aku sedang menangisi kekasih lamaku siang hari tanpa sebab hanya saja aku ingin menangis. Aku tidak mengerti kenapa air mataku tidak bisa berhenti mengalir terus saja membasahi pipi, teriakanku kedalam tak terdengar hanya air mata saja. Aku pun bercerita kepada sahabatku, memintanya mencarikanku teman baru agar luka hati yang tak ku mengerti ini bisa berlalu. Selang dua hari dia mengabariku, katanya dia me